Rabu, 05 Desember 2012
ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Sistem bisnis kapitalis, komunis dan sosialis telah menyebabkan kebangkrutan ekonomi dunia baik di Timur maupun di Barat. Indikasi dari kebangkrutan tersebut adalah semakin membengkaknya jumlah pengangguran dimana2, jumlah orang miskin dari hari ke hari terus meningkat. Negara2 Ketiga semakin terjerat hutang dan jatuh dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di negeri ini. Penyebab dari semua kebangkrutan ini adalah karena bisnis yang mereka jalankan hanya berorientasikan keuntungan materi semata tanpa menghiraukan nilai2 luhur yang sesuai fitrah insani.
Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin memberikan solusi terbaik yang akan menyelamatkan manusia dari keterpurukannya. Islam menawarkan konsep bisnis yang bersih dari berbagai perbuatan kotor dan tercela juga sebuah konsep yang memiliki visi yang jauh ke depan. Sehingga bila konsep bisnis Islam diterapkan, maka mungkin saja keuntungan yang akan diperoleh relatif kecil bila dibandingkan dengan menggunakan konsep2 yang lain. Namun sesungguhnya tidaklah seperti itu karena keuntungan yang diperoleh adalah keuntungan yang penuh barakah yang akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perbankan dan sarana komunikasi, maka pola bisnis pun mengalami perkembangan yang begitu pesat. Namun Islam sebagai agama universal dan menyeluruh akan tetap memberikan jawaban atas semua permasalahn yang dihadapi para pelaku bisnis di lapangan. Masalahnya maukah kita merujuk pada ajaran Islam, lalu menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Buku "Etika Bisnis dalam Islam" mengupas dengan jelas semua etika yang harus diperhatikan oleh semua pelaku bisnis, sehingga bisnis mereka merupakan bisnis yang bersih dan barakah serta menjadi bagian dari bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
PENULIS : Dr. Mustaq Ahmad
PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS
1. LINGKUNGAN BISNIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
2. KESALING - TERGANTUNGAN ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT.
Dikutip dari blog salah seorang mahasiswi bernama fika amalia menyatakan bahwa “Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri.
Bagaimana dengan di lingkungan perusahaan?
Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.”
Contoh kecilnya saja misalnya, ketika suatu perusahaan hendak mendirikan suatu usaha maka sebagai pemilik perusahaan yang beretika haruslah menyertakan bukti persetujuan warga sekitar atas rencana pendirian suatu usaha yang akan di bangun disekitar lingkungan warga tersebut. Apabila warga sekitar tidak menyetujui atas rencana pendirian usaha tersebut, maka perusahaan tidak dapat didirikan di lingkungan tersebut. Kalaupun dipaksakan untuk didirikan, maka selain pendiri usaha tersebut tidak beretika juga status pendirian tersebut bisa dikatakan ilegal. Tentu hal ini sangat merugikan perusahaan, terutama perusahaan yang telah go publik, karena mencerminkan tidak adanya etika yang baik dalam melakukan usahanya. Dan masih banyak contoh lainnya lagi.
3. KEPEDULIAN PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA.
Setuju dengan yang dikatakan Fika(2012) bahwa “Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.”
Contoh lain misalkan saja, pelaku bisnis yang membuang limbahnya di lingkungan sekitar. Sebagai pelaku bisnis yang baik tentu harus memiliki AMDAL. Atau bisa dikatakan, pembuangan sampah yang dilakukan tidak merusak lingkungan. Hal ini tentu karena besarnya kepedulian pelaku bisnis terhadap etika. Khususnya etika terhadap lingkungan. Pelaku bisnis harus tetap menjaga lingkungannya, agar tidak merusaknya dan mengganggu kesehatan warga sekitar yang berada disekitarnya. Misalkan dengan aroma limbah yang membahayakan bagi kesehatan warga sekitar, ini harus di cegah oleh pelaku bisnis, bagaimana caranya agar usaha yang dijalankan tidak merugikan banyak pihak. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa pelaku bisnis memiliki kepedulian bisnis terhadap etika.
4. PERKEMBANGAN DALAM ETIKA BISNIS
Di akui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian ilmiah yang berdiri sendiri.
Masa etika bisnis menjadi fenomena global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Di indonesia sendiri pada beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di Jakarta.
5. ETIKA BISNIS DAN AKUNTAN
Fika Amalia dalam blognya berpendapat bahwa “Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu;
a. Kompetensi
b. Objektif dan
c. Mengutamakan integritas.
Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.”
Dari penjelasan dari Fika tersebut tentu yang kita harapkan adalah pelaku bisnis dapat memiliki etika apapun profesinya atau usahanya. Hal ini demi berjalannya dengan baik kesinambungan anatara masyarakat, usaha dan alam. Seseorang yang memiliki etika yang baik, maka tidak akan merugikan orang lain, kecuali atas ketidaksengajaan.
Harapan penulis, semoga kita generasi penerus memiliki etika dalam hal apapun, dimanapun dan untuk kepentingan apapun.
Manfaat Menerapkan Etika Bisnis Bagi Perusahaan
Etika dibutuhkan dalam bisnis ketika manusia mulai menyadari bahwa kemajuan dalam bidang bisnis justru telah menyebabkan manusia semakin tersisih nilai-nilai kemanusiaannya (humanistic). Sehingga, di kalangan pelaku bisnis muncul mitos bahwa bisnis adalah bisnis. Bisnis hanyalah mengabdi pada keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented). Dalam kaitan ini Richard T De George (1986) menyebutnya sebagai mitos bisnis amoral. Telah bergulir suatu image, bahwa bisnis tidak boleh (jangan) dicampuradukkan dengan moral.
Karena tuntutan publik dan hukum itulah, maka bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical and social responsibility”. Dengan berlaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial, bisnis akan langgeng dan akan terjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Pelanggan akan membeli produk sebuah perusahaan yang mempunyai reputasi terbaik dalam tanggung jawab sosial bilamana kualitas, pelayanan, dan harga sama di antara para pesaing.
Etika bisnis mempunyai pengaruh lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar atau melupakan masalah etika akan menghancurkan kepercayaan. Kegiatan untuk mencari etika bisnis tersebut menyangkut empat macam kegiatan, yaitu:
1. Menerapkan prinsip-prinsip etika umum pada khususnya atau praktek-praktek khusus dalam bisnis menyangkut apa yang dinamakan meta-etika.
2. Menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem ekonomi suatu negara pada khususnya.
3. Meluas melampaui bidang etika
4. Menelaah teori ekonomi dan organisasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral. Sedangkan dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika berkenaan dengan persoalan baik atau buruk, sedangkan bisnis adalah dunia konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua orang yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap dan perbuatan yang seperti itu tidak akan menghasilkan situsai “win-lose”, tetapi akan menghasilkan situasi “win-win”.
Apabila moral adalah nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesutau, maka etika adalah rambu-rambu atau patokan yang ditentukan oleh pelaku atau kelompoknya. Karena moral bersumber pada budaya masyarakat, maka moral dunia usaha nasional tidak bisa berbeda dengan moral bangsanya. Moral pembangunan haruslah juga menjadi moral bisnis pengusaha Indonesia.
Selain itu, etika bisnis juga membatasi keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan.
Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan hak, tetapi penggunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar. Jadi etika bisnis yang didambakan bagi para pelaku usaha tidak akan dipraktikkan dengan sendirinya oleh kalangan dunia usaha tanpa adanya “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu sendiri.
Jika tidak menjalankan etika bisnis, taruhannya adalah reputasi dan kepercayaan, sedangkan dalam berbisnis kedua hal tersebut merupakan faktor utama. Hal ini sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat menjaga kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Karena Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga memperhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi.
Memahami teori etika pada dasarnya berguna untuk merumuskan dan mengambil nilai-nilai kebenaran, yang oleh individu ataupun masyarakat menjadi dasar bertindak. Tetapi, di sisi lain, pemahaman terhadap etika bisa juga berfungsi untuk menggeledah nilai-nilai kebenaran yang selama ini dianggap sudah mapan. Apapun fungsinya yang diambil, pastilah akan menemukan kenyataan bahwa nilai-nilai kebenaran itu ternyata beragam. Oleh karena itu maka manusia diharapkan dapat bijaksana dalam menerapkan ragam kebenaran secara profesional.
Sehingga dalam dunia bisnis, otonomi, aspek kebebasan dan tanggung jawab menjadi titik pangkal dan landasan operasi bagi bisnis. Hal tersebut tentunya dilakukan prakteknya menggunakan etika dalam berbisnis sebagaimana mestinya, karena semua itu berhubungan dengan manusia baik secara individual maupun kelompok dalam hal ini terjadi interaksi antar manusia dalam berbisnis.
Atas dasar itu, etika dan tanggung jawab sosial sudah menjadi bagian dari proses perencanaan strategis perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan.
Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.
b. Transparency (keterbukaan)
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan. Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.
c. Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis strategik berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.
Rabu, 10 Oktober 2012
ETIKA BISNIS
Didalam beretika bisnis juga harus terdapat kejujuran yang merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. kejujuran harus diarahkan pada semua pihak. keadilan perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dalam bisnis. berbuat baik dan tidak berbuat jahat, berbuat baik dan tidak berbuat jahat merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang. hormat pada diri sendiri prinsip ini sama artinya dengan prinsip
menghargai diri sendiri, bahwa dalam melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki kewajiban moral untuk memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya.
membicarakan tentang etika bisnis juga indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen.
ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, nilai – nilai yang dijadikan acuan oleh manajer dan karyawan untuk mengambil keputusan dan mengoperasikan bisnis yang mengerti yang berkaitan dengan sendiri, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika bisnis juga memiliki prinsip prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika dalam berbisnis memberikan batasan akan apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak. Pemimpin sebagai model dalam penerapan etika bisnis, akan mampu mendorong karyawannya untuk terus berkembang sekaligus memotivasi karyawan.
Jumat, 27 April 2012
SKRIPSI
Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau studi kepustakaan yang disusun mahasiswa sesuai dengan bisang studinya sebagai tugas akhir dalam studi formalnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun.
Penelitian adalah keseluruhan kegiatan baik di dalam pikiran maupun dalam kegiatan nyata yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan suatu masalah di bidang ilmu pengetahuan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi.
Tujuan dan Kegunaan Skripsi
Tujuan dan kegunaan skripsi yaitu menyajikan hasil-hasil temuan penelitian secara ilmiah yang berguna bagi pengembangan ilmu dan atu kepentingan praktis administrasi negara dan komunikasi.
Karakteristik Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.Merupakan hasil karya asli, bukan jiplakan bagi sebagian atau secara keseluruhan (dibuat pernyataan di atas kertas segel bermaterai Rp. 6.000,00).
2.Mempunyai relevansi dengan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.
3.Mempunyai manfaat teoritis atau praktis.
4.Sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.
5.Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Persyaratan Penyusunan Skripsi
Untuk melakukan penyusunan skripsi, mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.Telah lulus mata kuliah dengan beban studi 110 sks.
2.Nilai D tidak lebih dari 20% dan tidak ada nilai E.
3.Telah lulus mata kuliah Statistik Sosial bagi Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Metode Penelitian Sosial dan Metode Penelitian Komunikasi bagi Program Studi Ilmu Komunikasi.
4.Memenuhi persyaratan administrasi keuangan yang telah ditentukan.
Dosen Pembimbing
1.Persyaratan Dosen Pembimbing
1.Pembimbing skripsi adalah Dosen Tetap FISIP Universitas Merdeka Madiun.
2.Dosen Pembimbing Skripsi terdiri dari dua, yaitu Dosen Pembimbing I (Utama) dan Dosen Pembimbing II (Pendamping Pembimbing Utama).
3.Dosen Pembimbing I serendah-rendahnya Lektor yang telah lulus Pasca Sarjana (S-2). Sedangkan Dosen Pembimbing II serendah-rendahnya Asisten dengan pengalaman kerja 5 tahun.
4.Setiap Dosen Pembimbing, membimbing sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing kecuali karena suatu hal.
2.Tugas Dosen Pembimbing
1.Membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam menyususn proposal skripsi.
2.Menandatangani proposal skripsi apabila telah disetujui.
3.Membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
4.Menandatangani berita acara konsultasi bimbingan skripsi.
5.Menandatangani draf skripsi apabila telah disetujui untuk ujian skripsi.
6.Hadir pada saat ujian skripsi.
7.Menandatangani pengesahan skripsi yang telah selesai diuji dan direvisi.
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan
Karakteristik Tesis
1.Berfokus pada kajian mengenai salah satu isu sentral yang tercakup dalam salah satu disiplin dalam ilmu pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan.
2.Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoritik tertentu.
3.Menggunakan data primer sebagai data utama yang dapat ditunjang oleh data sekunder.
4.Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa asing.
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan oleh sebab itu lebih rumit dibanding pengertian dan proporsi. Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Sedangkan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proporsi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Secara sederhana, penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya. Sebuah penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan. Penalaran biasanya dibedakan menjadi dua:
1) Penalaran induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Macam-macam penalaran Induktif antara lain :
a. Hubungan Kausal, adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan
b. Hubungan Sebab Akibat, adalah penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab lalu disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat
c. Hubungan Analogi, adalah penalaran yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki banyak persamaan
d. Hubungan Klasifikasi, adalah penalaran yang menggolongkan atau mengelompokkan ide, gagasan, pendapat atau suatu hal atas dasar pengalaman yang disusun secara sistematis.
Contoh:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
*Artinya pada penalaran induktif, konklusi lebih luas dari premis.
2) Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh:
Semua anak kelas 3eb01 gemar membaca
Shinta adalah anak kelas 3eb01
Jadi, Shinta gemar membaca (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Semua penyanyi adalah seniman
Kyuhyun adalah seorang penyanyi
Jadi,Kyuhyun adalah seorang seniman
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu ”Kyuhyun seorang seniman karena dia adalah penyanyi”.http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Langganan:
Postingan (Atom)